Chapter 8 Hazel Grace Lancaster

Setelah pengapnya kamar yang membuat gw sesak nafas,
gw membuka mata dan melihat hari sudah terang dibawah cahaya mentari pagi.

Si ica tidur memeluk gw dari samping,

gw berlalu meninggalkan kamar langsung menuju kamar mandi, cuci muka,
dan berjalan jalan keluar menikmati angin pagi di kota kendal.
Melihat lalu lalangnya kendaraan para pekerja pagi,
dari tepi jalan gw lari lari kecil membawa sebuah raket bulu tangkis
berharap ada anak yang bisa diajak bermain bersama.
Sampai akhirnya gw liat andre yang sedang menyantap mie ayam di sebuah
warung tenda yang biasa mangkal disana.

"Oiii Dik!"
nampaknya andre berhasil melihat gw lebih dulu, dia melambaikan
tanganya menyuruh gw menemuinya...

"udah disini aja loe ndre!" komentar gw setelah menghampiri andre

"hehe, tumben loe keluar pagi jon"

"yaelah tiap pagi gw keluar jogging, loe aja yang jarang keluar"

"pak mie satu ya" pesen gw yang tergiur liat andre makan

"loe abis ngapain ndre?"

"gw cuma jalan jalan doang kok, nah elo ngapain bawa raket segala"

"buat nggebukin maling! Udah tau raket buat main badminton masih
nanya" jawab gw

"dimana ada loe disitu pasti auranya ngajakin berantem mulu ya dik"

"hahaha... Gw tau loe keluar pasti ujung ujungnya cewe juga kan ndre
yang loe cari"

"loe emang temen yang paling ngerti gw dik" andre ketawa kecil

"yaelah, loe kan playboy cap bawang"

"hahahaha"

"Ehhh ehh... Cewe tuh dik, liat nggak!" andre menunjuk cewe yang
sedang lari lari kecil melewati kita

"Lebay...lebayy!!! Kayak nggak pernah liat cewe aja lu,"

Paling liat cewe jalan aja histeris banget kaya nemu emas.

"ehh gw jalan dulu ya dik, loe bayarin dah sekalian mie gw! Ntar gw
ganti! Daaah" dia lari gitu aja mengejar cewe tadi

"eee eee eeh, mau kemana loe!"
"ini yang bayar siapa" teriak gw ke andre

"bayarin dulu, ntar gw ganti dah" teriaknya

"Buset, kebiasaan tuh bocah main ninggalin gw gitu aja... Udah gitu gw
yang disuruh bayarin lagi" gw gedumel nggak jelas

disitu gw liat handphone andre yang sama persis dengan handphone gw
(N73 hp yang lagi tren trenya waktu itu) ketinggalan didekat tempat
duduknya.
Gw amanin tuh HP buat jaminan utang utangnya sama gw.

mie ayam pun tersaji didepan mata, tanpa berfikir panjang langsung gw
santap aja..
Walau begitu pedes karna gw kebanyakan masukin sambel,
gw berusaha menyantap habis tuh mie ayam.

Selesai makan gw langsung melanjutkan jalan jalan gw dihari libur ini,
dan gw nggak sengaja liat cewe yang tadi lewat waktu gw sama andre
makan, sedang duduk di sebuah kursi panjang disamping warung kecil
yang menjual beberapa cemilan dan minuman.

Dia fokus menatap kedepan...
Jemarinya masih memegang sebotol air mineral,
Tapi setelah gw tengok kanan kiri gw ngga liat ada andre disana.


"Buk, AQ*A satu" pinta gw kepada penjual diwarung itu

sejenak gw melirik cewe itu, kulitnya benar benar putih bersih
postur tubuhnya sangat sempurnya untuk seukuran cewe
rambutnya agak pirang diikat kebelakang
matanya menatap kosong kedepan
sesekali menenggak botol minumanya sampai akhirnya isinya habis
lalu dia membuang botolnya dan berjalan kearah gw

"nih mas" ibu penjual itu menyodorkan sebotol air mineral

"saya satu lagi buk" pinta cewe itu

"uangnya yang kecil aja mbak, nggak ada kembalianya" kata penjualnya
ketika gadis itu menyodorkan secarik kertas biru bergambar I Gusti
Ngurah Rai.

"nih sekalian sama saya aja buk" gw memberikan selembar uang 10.000

"ooh" kata ibu ibu tadi mengangguk

"makasih" sahut cewe itu dengan penuh senyuman

lalu gw duduk disebuah kursi panjang tepat ditempat gadis tadi duduk,
gw mencoba menerawang kedepan...
Entah apa yang gadis itu lihat,
yang gw lihat hanyalah bangunan tua kumuh yang dipenuhi lumut pada
bagian atapnya.

"Nih kembalianya, tadi main pergi aja loe" dia menghampiri gw dengan
membawa beberapa lembar uang ribuan ditanganya

"ohh iya, lupa" gw tersenyum ramah

"Gw hazel" demikian gadis itu mengenalkan dirinya dengan memberikan tanganya

"Gw dika," tersenyum bersalaman denganya...

Lalu dia duduk disebelah gw,
dari dekat cewe ini benar benar cantik
tingginya mungkin seimbang dengan gw
bibirnya merah merona bukan berasal dari lipstik..
Ditambah stelan baju olahraga berwana putih dengan celana pendek
orange yang dipakainya benar benar menciptakan keindahan tersendiri
untuk kaum lelaki

"Loe bukan anak sini ya?" tanya gw berusaha membuka pembicaraan

"he'em, baru aja gw pindah kesini"

"dari nama dan ciri fisik badan loe kayanya loe juga bukan dari
indonesia ya?" tanya gw penasaran

"haha, mamah gw asli orang sini kok,"

"papa" meminum air yang gw pegang

"london"

"wah mimpi apa gw semalem, pagi pagi gini udah dapet kenalan cewe bule"

"hahaha" hazel tertawa mendengar kalimat gw, kini lentik jemarinya
menutupi mulutnya

dari situ kita ngobrol lama banget,
seakan kita udah saling kenal sejak lama..
Pada awalnya terasa ada sedikit rasa cangung diantara kita,
namun semakin lama hazel semakin banyak ngomong.
Mulai dari menceritakan pengalamanya hingga ia datang kesini, ternyata
papanya sudah meninggal, dan dia memilih menetap disini dengan
mamanya.
sekarang dia melanjutkan studynya di STIKES, katanya dia tidak mau
jauh dari mamanya yang memang masih dalam suasana berduka.

Selain parasnya yang mempesona, hazel pandai mengalihkan topic
pembicaraan hingga gw lupa waktu,
gw menyadari hawa panasnya terik matahari yang menyengat kulit
sementara arloji ditangan gw sudah menunjukan pukul 9.

"Yuk pulang" ajak gw

dan kitapun pulang jalan bersama karna jalan ke rumah kita searah,
hingga hazel terhenti didepan rumah mewah bercat kuning...
Layaknya sebuah istana, rumah ini sangat besar dan tampak terurus.
Terlihat beberapa mobil mewah terparkir dihalamanya,

"mampir dulu yuk" ajak hazel sembari memberi senyum manis ke gw

"lain kali aja, udah siang nih"

"hmm, loe ada nomer hp?" tanya hazel sembari tanganya mengeluarkan
sebuah handphone dari sakunya

"..........." gw mencatat nomor gw di handphonenya hazel

"oke ntar aku telpon ya" kembali hazel tersenyum dan dia membuka
gerbang rumahnya lalu masuk kedalam.

No comments:

Post a Comment